Kemarin saya di interview oleh PassFM menjelang pameran gadget besar ( oleh Dyandra Tbk di JHCC) sekitar topik artikel dibawah ini dan
Bagaimana pandangan kami sebagai pengusaha gadget IT (Netbook,Tablet)dll ?
Bagaimana pandangan sekitar peraturan baru Kem. Perdagangan 82/ 2012 ?
Saya katakan bahwa kebijakan di Indonesia sering dibuat tanpa merundingkan dengan majoritas asosiasi terkait, tapi lebih mendengarkan lobby lobby pihak tertentu yang memiliki kepentingan, sehingga peraturan sering menguntungkan sepihak, namun belum tentu bagi semua stakeholder di industri telematika.
Misalnya peraturan pengetatan impor gadget dengan membuat peraturan ekstra importir terbatas harus memiliki servis center dan point of present, manual bahasa indonesia, pembatasan pelabuhan impor (yang sebetulnya baik untuk mengurangi penyelundupan, namun ingat panta indonesia terluas didunia) dst...
Sepertinya peraturan ini dibuat karena ada investasi besar yang digembar gemborkan akan masuk di Indonesia.
Pertanyaannya kemudian peraturan dibuat mungkin setahun sebelum investasi besar ini masuk khan ? Bahkan belum jelas apakah FDI ini akan masuk ? Artinya ketika investasi ini belum masuk, maka industrinya dan pasarnya menjadi sudah terlanjur sulit, padahal FDI ini belum ada produksi lokalnya, ketika peraturan ditujukan memberikan insentif pada industri lokal ini keluar ? Dan entah kapan akan produksi ?
Hasilnya dipasar adalah ketidak pastian hukum dan akhirnya konsumen membayar mahal karena memang tambahan peraturan perijinan ini merepotkan artinya high cost khan ?
Economic rent ?
Dampak sampingannya ... meningkatkan insentif kepada pemasukan barang secara ilegal, jika ada margin dan kesulitan memasukkan barang secara legal terutama bagi UKM yang modalnya pass pass an untuk impor ?
Semoga ini tidak terjadi... tapi yang jelas peraturan sudah berjalan...
======================
Artikel Sebelumnya:
Sepertinya tahun depan akan banyak perubahan baik dalam hal industri telematika, regulasi perdagangan dan distribusi gadget hasil konvergensi IT/Telekom dll.
Bagaimana pandangan kami sebagai pengusaha gadget IT (Netbook,Tablet)dll ?
Bagaimana pandangan sekitar peraturan baru Kem. Perdagangan 82/ 2012 ?
Saya katakan bahwa kebijakan di Indonesia sering dibuat tanpa merundingkan dengan majoritas asosiasi terkait, tapi lebih mendengarkan lobby lobby pihak tertentu yang memiliki kepentingan, sehingga peraturan sering menguntungkan sepihak, namun belum tentu bagi semua stakeholder di industri telematika.
Misalnya peraturan pengetatan impor gadget dengan membuat peraturan ekstra importir terbatas harus memiliki servis center dan point of present, manual bahasa indonesia, pembatasan pelabuhan impor (yang sebetulnya baik untuk mengurangi penyelundupan, namun ingat panta indonesia terluas didunia) dst...
Sepertinya peraturan ini dibuat karena ada investasi besar yang digembar gemborkan akan masuk di Indonesia.
Pertanyaannya kemudian peraturan dibuat mungkin setahun sebelum investasi besar ini masuk khan ? Bahkan belum jelas apakah FDI ini akan masuk ? Artinya ketika investasi ini belum masuk, maka industrinya dan pasarnya menjadi sudah terlanjur sulit, padahal FDI ini belum ada produksi lokalnya, ketika peraturan ditujukan memberikan insentif pada industri lokal ini keluar ? Dan entah kapan akan produksi ?
Hasilnya dipasar adalah ketidak pastian hukum dan akhirnya konsumen membayar mahal karena memang tambahan peraturan perijinan ini merepotkan artinya high cost khan ?
Economic rent ?
Dampak sampingannya ... meningkatkan insentif kepada pemasukan barang secara ilegal, jika ada margin dan kesulitan memasukkan barang secara legal terutama bagi UKM yang modalnya pass pass an untuk impor ?
Semoga ini tidak terjadi... tapi yang jelas peraturan sudah berjalan...
======================
Artikel Sebelumnya:
Sepertinya tahun depan akan banyak perubahan baik dalam hal industri telematika, regulasi perdagangan dan distribusi gadget hasil konvergensi IT/Telekom dll.
Persaingan
semakin ketat... di sektor IT banyak perusahaan raksasa dunia, seperti
HP, Dell yang sebelumnya adalah raja di sektor IT/PC kerepotan
bersaing didunia gadget dengan pemain seperti Apple, Lenovo dll...
karena konvergensi dengan pemain telekom seperti Nokia, Ericson yang
juga kerepotan bersaing dengan pemain seperti Samsung, LG dll..
Jadi
bagaimana pergelutan di pasar dalam negeri di tanah air ? Karena pasar
dalam negeri kita sangat besar sekali... kira kira 50 juta ponsel di
impor sekitar USD 4,5 Miliar... bukan maen.
Sepertinya strategi pemain global adalah melalui kebijakan nasional pemerintah negara pasar yang dituju dengan mempengaruhi kebijakan impor produk gadget dengan membuat non fiskal barrier.
Contoh...
petinggi Foxconn baru baru ini berkunjung kembali untuk negosiasi
pembuatan pabrik gadget mereka di INdonesia bersama Menteri
Perindustrian...tentu yang dibicarakan adalah insentif dan bagaimana dapat memperoleh fasilitas mengisi pasar dalam negeri Indonesia yang sangat besar....
Tentu
yang diharapkan adalah regulasi agar impor gadget dibikin lebih sulit
misalnya awalnya harus mempunyai point of present diberbagai wilayah
propinsi dan lain lainnya... alasannya untuk memerangi produk parallel
import gadget yang di import secara illegal...
Maklum Foxconn adalah perusahaan assembly produk seperti Apple terbesar didunia...
Investasi
Foxconn (Hon Hai Group, Taiwan) tidak saja di Indonesia (rencananya
USD 5 miliar (Rp 48.3 T), tapi terbesar ada di China, Brazil, India, di
Eropa.
Data: Koran TempoSelasa 19 Feb 2013 halaman B4
Tentu
Samsung juga tidak tinggal diam, kabarnya juga akan segera membangun
pabrik gadget di Indoensia setelah Samsung sukses dengan produk
perakitan peralatan home electronics seperti LCD/LED dll di Indonesia.
Samsung
juga siap siap dengan adanya regulasi Permendag Nomor 82 2012 dan 83
mengenai lisensi import yang diperketat serta strategi kita untuk
perjanjian ITA yang tentu terkait erat dengan produk Information
Technology
Referensi: Koran Tempo Rabu 27 Feb 2013 halaman B5.
Jadi
memang pilihan yang bodoh ketika Blackberry sepertinya salah memilih lokasi pabrik di Penang, Malaysia,
serta tidak bekerjasama dengan Kementrian Kominfo terkait dengan
regulaasi sekitar UU ITE pasal lawful interception. Memang investasi di Indonesia cukup risky mengingat infrastruktur yang tidak stabil, politik hukum yang tidak pasti (kasus pengadilan Tipikor IM2 ) dan buruh yang sering bergejolak, meskipun pasarnya sangat besar dan lucrative.
Namun tentu RIM juga sepertinya tidak mau ketinggalan. Kabarnya perusahaan Canada, RIM ini akan launching BBM Money di Indonesia bersama Bank Permata dan PT Agit. Aplikasi ini dilaunching pertama di dunia di Indonesia... maklum pasar BBM terbesar didunia (economic of scale) , sehingga memudahkan sebuah aplikasi e-money (paperless) di populerkan. Model BB terakhir yang dilaunching adalah Blackberry Z10 menambah dinamis pasar gadget di tanah air. :-)
Namun tentu RIM juga sepertinya tidak mau ketinggalan. Kabarnya perusahaan Canada, RIM ini akan launching BBM Money di Indonesia bersama Bank Permata dan PT Agit. Aplikasi ini dilaunching pertama di dunia di Indonesia... maklum pasar BBM terbesar didunia (economic of scale) , sehingga memudahkan sebuah aplikasi e-money (paperless) di populerkan. Model BB terakhir yang dilaunching adalah Blackberry Z10 menambah dinamis pasar gadget di tanah air. :-)
Referensi: Bisnis Indonesia Rabu, 27 Februari 2013.
Berita hari berikutnya Vendor Korea Selatan siapkan amunisi, Indonesia tak ubahnya gula gula yang memikat para bisnis teknologi infromasi , termasuk Samsung dan LG, duara raksasaa dari Korea Selatan. Menurut Samsung diberita tersebut mencatat penjualan (konsumer elektronik dan ponsel) sebesar US$ 187 miliar dan pertumbuhan sangat tinggi di Asia Tenggara, Oseania dan Taiwan sebesar 63%... bukan main. Tentu pasar Indonesia akan semakin bagaikan gadis seksi yang akan diperebutkan oleh para jawara elektronik dari berbagai negara. (Bisnis Indonesia 28 Feb 2013 Kamis halaman 27).
Untuk data lebih detail klik:
catatan: klik blog diatas untuk power point presentasi kondisi pasar , impor, industri elektronik di Indonesia dari perspektif Kementerian Perindustrian... entah apakah sejalan dengan policy dari Kementerian Perdagangan.
Kalau melihat strategi pembangunan infrastruktur didorong terus oleh Kemenko Ekonomi dengan program MP3EI yang sepertinya masih banyak retorika, politis nya daripada rencana konkret dilapangan.
Jadi pasar gadget ditanah air akan semakin dinamis dan menarik ditahun 2013 menjelang tahun 2014 ini, semoga gonjang ganjing politik dan masalah masalah seperti perburuhan dan buruknya infrastruktur serta kriminalisasi industri telekom (kasus IM2) tidak menjadi penghambat bagi kemajuan industri telematika di tanah air dan semoga kita bisa terus melihat dengan paradigma gelas setengah penuh dan optimis kedepan.
Jadi pasar gadget ditanah air akan semakin dinamis dan menarik ditahun 2013 menjelang tahun 2014 ini, semoga gonjang ganjing politik dan masalah masalah seperti perburuhan dan buruknya infrastruktur serta kriminalisasi industri telekom (kasus IM2) tidak menjadi penghambat bagi kemajuan industri telematika di tanah air dan semoga kita bisa terus melihat dengan paradigma gelas setengah penuh dan optimis kedepan.
salam, rr - apw/ mastel (kabid industri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar